Sekolah Pascasaarjana UPI pada hari Rabu, 6 Februari 2019 mengadakan General Lecture dengan tema System of Education in the Netherlands. Pembicara pada kegiatan ini adalah visiting professor yang bertugas di lingkungan SPs yaitu Prof. Hans J. Vos dari Twente University, Belanda. Prof. Hans J. Vos bertugas menjadi visiting professor di SPs UPI mulai tanggal 1 Februari 2019 – 1 Maret 2019.
Acara general lecture yang dilaksanakan di Auditorium SPs UPI dibuka oleh Direktur SPs UPI, Prof Yaya S Kusumah, Ph.D, didampingi oleh Kepala International Office SPs UPI, Dr. Heny Hendrayati, S.IP.,MM tersebut diikuti oleh mahasiswa S2 dan S3. Dalam sambutannya Direktur SPs UPI mengharapkan bahwa kedatangan visiting professor ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika SPs UPI untuk dapat sharing ilmu dan informasi.
Dalam pemaparannya, Hans Vos menyatakan bahwa Belanda adalah salah satu negara terkemuka di dunia untuk pemerataan dalam kesempatan pendidikan. Sistem pendidikan di Belanda sedikit berbeda dengan Indonesia. Jika di Indonesia, rata-rata orang belajar 3 atau 6 tahun setelah SD, maka di Belanda belum tentu setiap orang harus menempuh jalur itu. Ketika orang Belanda lulus dari elementary school, maka nasib mereka sudah mulai ditentukan dari sini. Mereka akan mengikuti semacam ujian. Dari hasil ujian itu akan dibagi menjadi 3 level, yaitu VMBO, HAVO, dan VWO.
Gambar Sistem Sekolah di Belanda
- Pendidikan Tingkat Dasar dan Lanjutan (Primary and Secondary Education)
Pendidikan ini diwajib sejak berumur 4 tahun dan berlangsung selama kurang lebih 8 tahun. Di tahun terakhir, para siswa sudah dianjurkan untuk memilih pendidikan lanjutan yang akan mereka jalani.
- Pendidikan Tingkat Menengah Kejuruan
Dimulai sejak siswa berumur 12 tahun, dan diwajibkan sampai umur 16 tahun.
- Pendidikan Tingkat Tinggi
VMBO (Program 4 tahun) memberikan pendidikan yang merupakan gabungan dari pendidikan umum dan kejuruan (Senior Secondary Vocational and Training). Sedangkan HAVO (5 tahun) dan VWO (6 tahun) merupakan pendidikan selektif. Dua jenis pendidikan yang memberikan akses langsung ke sistem pendidikan tingkat tinggi (Higher Education).
Siswa yang berkemampuan akademis rendah sejak awal diarahkan untuk mengikuti VMBO selama 3 tahun dan MBO selama satu tahun. Setelah lulus dari MBO siswa dapat langsung bekerja. Jika siswa tersebut mempunyai kemampuan akademis yang lebih baik, maka dia dapat mengikuti HAVO selama 5 tahun. Setelah lulus dari HAVO siswa dapat mengikuti HBO, di Indonesia mungkin setara dengan universitas juga, tetapi yang membedakan universitas dan HBO adalah HBO lebih menggunakan ilmu terapan. Sedangkan untuk siswa yang mempunyai kemampuan akademis tertinggi, berhak mengikuti WO selama 6 tahun dan kemudian dapat mendaftar Universitas, layaknya sistem pendidikan di Indonesia. Jika siswa dari tingkatan yang lebih rendah ingin mengikuti sistem pendidikan yang lebih tinggi mereka dapat mengikuti program standarisasi.
Oleh karena itu, kelas di Belanda bersifat homogen karena siswa sudah diarahkan keminat dan bakatnya masing-masing. Sistem pendidikan di Belanda sangat menekankan pada bagaimana caranya supaya seorang siswa bisa benar-benar tumbuh berdasarkan potensi naturalnya
Intinya, di Belanda, setiap cabang ilmu mendapat perhatian yang sama, atau dalam pengertian, tidak timpang seperti halnya yang terjadi di Indonesia. Jika di sekolah Indonesia seseorang yang memiliki kemampuan khusus dan minat yang tinggi di aritmatika, science dan rumus-rumus mendapat predikat ‘cerdas’, di Belanda, seorang seniman, pencinta budaya, pegiat seni, juga termasuk dalam kategori cerdas.